Sabtu, 04 Maret 2017

5 Prediksi Tren E-Commerce Indonesia Tahun 2017

Pasar e-commerce di Indonesia diprediksi akan mencapai pendapatan sebesar US $130 milyar pada tahun 2020. Pertumbuhan e-commerce yang semakin pesat dan jumlah pengguna smartphone yang semakin besar serta banyaknya pemain e-commerce yang berkecimpung di sektor ini menyebabkan e-commerce menjadi bisnis yang paling disorot oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2017 ini. Hal ini menyebabkan munculnya 5 prediksi tren e-commerce di Indonesia pada tahun 2017, yaitu:

Pengiriman Super Cepat

Sumber: medicaluniformscrubs
Pengiriman yang lama membuat masyarakat menjadi malas dan enggan untuk berbelanja online. Hal ini merupakan masalah yang sering ditemui oleh konsumen-konsumen yang berbelanja secara online. Masalah ini lambat laun ditangani oleh para pemain e-commerce di Indonesia. Salah satu contohnya adalah pada tahun 2016, Tokopedia dan Bukalapak bekerja sama dengan Go-Jek untuk melakukan pengiriman produk pada hari yang sama dengan menggunakan layanan Go-Send. Selain itu, Lazada sendiri sudah menghadirkan layanan LEX (Lazada Express) untuk mengirimkan berbagai macam produk ke konsumen-konsumennya secara cepat. 

Tahun 2017, e-commerce diprediksi akan semakin fokus untuk meningkatkan layanan ini di mana akan banyak inovasi-inovasi di bidang pengiriman agar sistem pengiriman menjadi semakin efisien. Kemunculan berbagau pemain logistik berbasis aplikasi, seperti Deliveree dan Etobee menyebabkan terbukanya kesempatan untuk bisnis e-commerce meningkatkan jasa pengiriman yang sudah ada sekarang ini. Selain itu, jasa pengambilan barang secara langsung, seperti Popbox menyebabkan banyakya pilihan pengiriman barang pada bisnis e-commerce di Indonesia.

Pemanfaatan Robot Chat

Sumber: makeusof
Seperti bisnis offline, bisnis e-commerce juga memiliki layanan Customer Service (CS) yang ditujukan untuk menangani segala kebutuhan dan pertanyaan dari para pelanggan. Bahkan untuk memperkuat layanan ini, para pemain e-commerce bahkan menyiapkan layanan selama 24 jam agar kepuasan pelanggan dapat selalu terjaga. Berbagai perusahaan besar dalam bidang teknologi telah memiliki sistem otomatis dengan memanfaatkan chatbot untuk dapat membantu para penggunanya, seperti Google dengan Google Allo. Hal ini bisa menjadi tren baru untuk dunia e-commerce di mana tingginya waktu yang dihabiskan oleh pengguna di media sosial dapat membuka kesempatan besar untuk para pemain e-commerce untuk meningkatkan interaksi dengan para pelanggan maupun calon pelanggan.

Optimalisasi Smartphone

Sumber: techinasia
Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia memprediksi bahwa jumlah pengguna smartphone aktif di Indonesia akan mencapai 100 juta orang pada tahun 2018. Hal ini menyebabkan Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah pengguna smartphone terbesar keempat di dunia, setelah China, India, dan Amerika. Walaupun pada tahun 2016 jumlah transaksi e-commerce melalui komputer (21,14 juta) masih lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah transaksi melalui perangkat mobile/smartphone (12,82 juta), namun tahun 2017 diprediksi bahwa jumlah transaksi melalui smartphone akan mengalahkan jumlah transaksi dari komputer (PC). Maka dari itu, para pemain e-commerce perlu memaksimalkan aplikasi mobile yang dimiliki saat ini, seperti optimalisasi UI/UX hingga memberikan promo-promo yang eksklusif bagi para pengguna aplikasi.

Program Customer Loyalty

Sumber: valuetagapp
Berdasarkan hasil riset, sebanyak 49% pelanggan yang berbelanja online mengatakan bahwa mereka rela berganti merek demi kupon yang tersedia. Hal ini menyebabkan saat ini sudah banyak e-commerce yang memberikan kupon-kupon khusus untuk mendukung pengalaman belanja para pelangannya, Di tahun 2017, bisnis e-commerce diprediksi akan memberikan semakin banyak penawaran-penawaran, seperti kupon-kupon eksklusif pada hari raya tertentu atau kupon khusus untuk pengguna aplikasi untuk dapat menarik lebih banyak konsumen untuk berbelanja di website mereka. 

Banyaknya Opsi Pembayaran

Sumber: alltopstartups
Tantangan terbesar dunia e-commerce di Indonesia adalah masih rendanhnya penetrasi kartu debit dan kredit. Hal ini menyebabkan para pemain e-commerce memberikan alternatif pembayaran, seperti cash on delivery (COD) atau transfer melalui ATM. Pada tahun 2017, e-commerce diperkirakan akan semakin banyak memberikan alternatif sistem pembayaran agar dapat memudahkan para konsumennya. Contohnya adalah kehadiran e-wallet yang dimiliki oleh perusahaan telekomunikasi dan startup, seperti iPaymu dan PonselPay menyebabkan terbukanya kesempatan untuk bisnis e-commerce menyediakan berbagai opsi pembayaran bagi para pelanggannya.

Sumber:

0 komentar:

Posting Komentar