Minggu, 12 Februari 2017

E-Commerce di Indonesia

Di Indonesia, jumlah pengguna internet telah mencapai 82 juta orang atau sekitar 30% dari total penduduk Indonesia. Hal ini yang menjadikan Indonesia merupakan pasar utama dunia e-commerce di mana pada tahun 2013 nilai transaksi e-commerce adalah sebesar Rp 130 triliun menurut data dari Menkominfo. E-commerce dapat menjadi pasar yang berpotensi tumbuh sangat besar di Indonesia karena pertumbuhan penggunaan smartphone, penetrasi internet di Indonesia, penggunaan kartu debit dan kredit, serta tingkat kepercayaan konsumen untuk berbelanja secara online yang akan terus mengalami peningkatan.

Selain kota-kota besar, kota-kota kecil di Indonesia mulai berbelanja online. Hal ini dibuktikan oleh salah satu perusahaan e-commerce di Indonesia yang mencatat bahwa 41% penjualan mereka berasal dari Jakarta pada tahun 2012, namun 6 bulan selanjutnya angka ini mengalami penurunan menjadi 22%. Bukti ini lah yang menunjukkan bahwa perkembangan e-commerce di Indonesia sangat pesat dan Indonesia adalah pasar yang sangat potensial bagi bisnis e-commerce. Banyaknya VC (Venture Capital) besar seperti Rocket Internet, CyberAgent, East Ventures, dan IdeoSource telah menanamkan modal ke perusahaan-perusahaan e-commerce yang ada di Indonesia, seperti Lazada, Zalora, Berrybenka, Tokopedia, Bilna, Saqina, VIP Plaza, Ralali, dan lain sebagainya.

Perilaku Konsumen Indonesia

Menurut dara dari Bolton Consulting Group (BCG), golongan kelas menengah di Indonesia telah mencapai angka 74 juta orang pada tahun 2013 dan diprediksi akan meningkat menjadi 141 juta orang atau sekitar 54% dari total penduduk di Indonesia pada tahun 2020. Hal ini membuktikan bahwa potensi pasar e-comerce sangat besar karena peningkatan golongan kelas menengah, maka masyarakat tidak akan segan untuk menghabiskan uang mereka untuk membeli berbagai macam barang. Di samping potensinya yang besar, ada beberapa penghambat pertumbuhan konsumen yang berbelanja online. Salah satunya adalah rendahnya peneterasi kartu debit dan kredit yang menyebabkan masih ada orang yang belum pernah belanja online.  Data dari Euromonitor International menunjukkan bahwa ada 92 juta atau lebih dari 40% bank yang terhubung ke kartu kredit dan debit dari total penduduk Indonesia pada tahun 2013. Angka tersebut masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan penetrasi mobile phone karena sekitar 85% masyarakat Indonesia telah memiliki mobile phone di mana setiap bulannya mereka menghabiskan 661 halaman untuk browsing.

Sumber: buattokoonline

Penghambat lainnya adalah ketidakpercayaan. Hasil dari riset yang dilakukan Nielsen menunjukkan bahwa 60% orang Indonesia masih takut memberikan informasi kartu kredit mereka ke internet untuk berbelanja. Permasalahan-permasalahan tersebut harus dapat diselesaikan oleh perusahaan e-commerce di mana mereka harus bisa meyakinkan calon pembeli mereka agar mereka mau berbelanja secara online. Jika e-commerce mampu memberikan rasa nyaman dalam berbelanja online dan menyediakan sistem pembayaran yang bisa diterima oleh banyak orang, maka diharapkan semakin banyak orang Indonesia yang percaya utntuk berbelanja secara online dengan menggunakan kartu kredit maupun debit mereka.

Potensi Pasar E-commerce di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan pasar e-commerce yang terbesar di wilayah Asia Pasifik. Hal tersebut dikemukakan oleh presiden MasterCard wilayah Asia Tenggara. Berikut ini merupakan jumlah estimasi penjualan e-commerce untuk wilayah Asia Pasifik.

Sumber: buattokoonline

Selain itu, estimasi penjualan e-commerce B2C di beberapa negara Asia dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Jumlah penjualan di Indonesia masih rendah dibandingkan negara lainnya, namun perkembangan yang cukup pesat tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia akan dapat menyaingi negara Asia lainnya.
Sumber: buattokoonline

0 komentar:

Posting Komentar