Sabtu, 11 Maret 2017

5 Tips Membuat Situs E-Commerce Menjadi Sukses

Related image
Sumber: hostpapa
Bisnis e-commerce terus mengalami peningkatan yang cukup pesat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan kemunculan banyaknya pelaku-pelaku di bidang industri ini. Untuk tetap dapat bertahan atau bahkan 'menang' di industri ini, maka ada beberapa tips yang dapat membantu para pelaku industri e-commerce menjadi sukses

1. Jangan Terburu-buru Merilis Situs E-Commerce

Salahs satu kesalahan terbesar yang menyebabkan suatu e-commerce menjadi gagal adalah terburu-buru untuk merilis website e-commerce. Para pelaku e-commerce hanya memiliki satu kali kesempatan untuk merilis website mereka. Hal ini menyebabkan para pelaku harus mempersiapkan berbagai keperluan untuk membangun bisnis ini dengan sangat siap untuk diluncurkan ke pasar, dimulai dari SEO, content marketing, media sosial, iklan berbayar, dan lain sebagainya. Jika pelaku ingin merilis situsnya, maka lebih baik mereka untuk memberikan suatu informasi seperti halaman "Coming Soon" pada situs mereka.

2. Fokus kepada Pengguna

Kelemahan dari berbelanja melalui e-commerce adalah para pembeli tidak dapat menyentuh, merasakan, mencium, dan melihat produk yang hendak mereka beli. Dengan belum adanya solusi untuk mengatasi masalah ini, maka para pelaku e-commerce dapat memberikan kompensasi untuk para pelanggannya, seperti memberikan harga jual yang pantas, gratis pengiriman, bahkan memberikan proses checkout yang memudahkan pembeli.

3. Melakukan Tes

Baik sebelum, selama, maupun sesudah para pelaku e-commerce merilis situs e-commerce mereka, maka mereka perlu berinvestasi pada testing and analytics. Hal ini diperlukan untuk mengetahui bagaimana para pembeli melakukan pembelian di situs mereka dan masalah apa yang dapat muncul sehingga dapat diatasi dengan cepat.

4. Pergunakan Aspek-aspek Sosial

Media sosial merupakan hal yang sangat membantu dalam hal bisnis. Oleh sebab itu, penggunaan sosial media dengan efektif dapat meningkatkan penjualan dari e-commerce. Selain itu, aspek-aspek sosial lain yang dapat dipergunakan adalah review dari konsumen dan testimoni yang dapat membantu meningkatkan penjualan dari situs e-commerce.

5. Mobile-Commerce

Bill Siwicky mengatakan bahwa penggunaan tablet akan memainkan peran yang sangat penting di dunia karena terjadinya peningkatan pembelian secara online dari $204 milyar pada tahun 2014 menjadi diprediksi $626 milyar di 2018. Oleh sebab itu, penggunaan dan pengubahan industri e-commerce ke mobile akan dapat membantu meningkatkan penjualan ke tahun-tahun depan.


Sumber: 

idEA, Asosiasi E-Commerce Indonesia



Perkembangan e-commerce di Indonesia menyebabkan Indonesia menjadi pasar yang sangat menarik bagi para pelaku e-commerce. Perkembangan ini menyebabkan dibutuhkannya suatu organisasi untuk menjembatani hubungan antar para pelaku e-commerce. Hal ini menjadi alasan di mana di Indonesia didirikannya suatu asosiasi e-commerce yang dikenal dengan nama idEA.

Apa itu idEA?

idEA merupakan singkatan dari Indonesia E-Commerce Association (Asosiasi E-Commerce Indonesia). Tujuan didirikannya idEAd adalah untuk mewadahi hubungan dan komunikasi yang efektif antar pelaku bisnis e-commerce di Indonesia. Tidak hanya itu, idEA juga menjadi organisasi yang mendukung komunikasi dengan pemerintah dalam hal regulasi terkait dengan kepentingan industri e-commerce sehingga kondisi e-commerce di Indonesia diharapkan dapat berkembang dengan maksimal. Asosiasi ini resmi berdiri pada bulan Mei 2012 di Jakarta oleh 10 bisnis e-commerce besar yang menjadi penggagas idEA, yaitu Blibli.com, Berniaga.com, TokoBagus (OLX), Bhinneka, DealGoing, Kaskus, Multiply, Gramedia, Plasa, dan Tokopedia.

Visi dan Misi idEA

Dengan adanya idEA, maka para pelaku e-commerce diajak untuk memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui industri e-commerce. Dalam jangka panjang, idEA hendak menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi berbasis digital terbesar di Asia Tenggara. Oleh sebab itu visi dan misi dari idEA adalah:

Visi:
  • Memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi dan pemerataan kekayaan Indonesia melalui aktivitas E-Commerce.
  • Menjadikan fasilitas E-Commerce tersedia bagi semua pengguna Internet di Indonesia.
  • Menjadikan Indonesia sebagai basis ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Misi:
  • Melakukan kegiatan edukasi yang meluas tentang e-commerce.
  • Melakukan kegiatan promosi yang menyeluruh tentang e-commerce.
  • Mengembangkan sumber daya manusia bidang e-commerce.
  • Mengembangkan teknologi yang superior yang dapat mendorong kesuksesan industri e-commerce.

Manfaat Menjadi Anggota idEA

Dengan melalui visi dan misi yang hendak dicapai tersebut, maka tidak ada alasan bagi para pelaku e-commerce di Indonesia tidak bergabung dengan idEA. Berikut ini merupakan beberapa manfaat menjadi anggota idEA:
  • Mendapat prioritas untuk menjadi yang terdepan dalam mengakselerasi keputusan yang berkaitan dengan regulasi pengembangan industri.
  • Menerima berita terbaru yang berkaitan dengan perkembangan industri e-commerce di Indonesia, mulai dari rancangan regulasi, penetapan regulasi dan informasi industri lainnya.
  • Menerima setiap informasi keterlibatan Asosiasi di tingkat regional dan internasional.
  • Berhak untuk menghadiri acara eksklusif denganpeserta terbatas, baik yang bersifat pelatihan, pameran maupun pendidikan, dengan mitra idEA.
  • Berkesempatan untuk mengembangkan kontak bisnis dan jaringan dengan para pemain utama industri e-commerce di Indonesia.

Kegiatan yang Dilaksanakan

Sejak tahun 2012, idEA mulai mengadakan sejumlah event-event yang berkaitan dengan dunia e-commerce dan ketenagakerjaan, seperti event pameran, workshop, seminar UKM, job fair, studi kasus, dan lain sebagainya. Perkembangan e-commerce tidak hanya berfokus pada inovasi digital, tetapu juga harus memperhatikan faktor-faktor lainnya, seperti kualitas sumber daya manusia dan dukugan-dukungan dari berbagai bisnis kecil. Oleh sebab itu, kegiatan-kegiatan yang edukatif dan kerja sama terus dilakukan untuk memajukan e-commerce di Indonesia. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh idEA dapat dilihat di sini.

Anggota idEA

Anggota yang telah bergabung di idEA dimulai dari berbagai sektor bisnis, seperti bank, situs iklan (classified ads), dailydeals, infrastruktur, marketplace, bisnis retail online, dan lain sebagainya. Untuk anggota-anggota idEA dapat dilihat di sini.


Sumber:

Sabtu, 04 Maret 2017

Perjuangan Di Balik E-Commerce Sukses

8:03 PM Posted by Chelsy Liventia , No comments
Setiap kesuksesan pasti didasarkan oleh kerja keras seseorang yang berjuang tanpa kenal lelah untuk meraihnya. Hal ini juga berlaku di industri e-commerce  di mana ada beberapa perusahaan e-commerce yang muncul mengungguli yang lain. Berikut merupakan orang-orang yang sukses di bidang e-commerce dan kisah perjuangannya untuk dapat mencapai kesuksesan.

Jeff Bezos (Amazon)

Sumber: geekwire
Pada tahun 1994, Bezos mulai mengembangkan usahanya karena saat itu ia melihat potensi pada usaha ritel buku di US. Namun, mereka tidak memiliki katalog yang lengkap. Oleh sebab itu, ia memiliki ide untuk membuat website yang dapat memperkenalkan semua produk buku dengan praktis dan mudah. Tahun 1999, Bezos merilis situs e-commerce yang bernama Amazon.com. Seiring berkembangnya bisnis ini, Amazon tidak hanya menawarkan buku, tetapi juga alat-alat rumah tangga, elektronik, hingga jasa aplikasi penyimpanan data online.

Pierre Morad Omidyar (eBay)

Sumber: luxatic
Omidyar mulai tertarik ke dunia komputr ketika ia bersekolah di Potomac. Pada usia 28 tahun, Omidyar menghabiskan waktu liburannya dengan menuliskan kode-kode komputer yang kini digunakan untuk situs lelang miliknya, eBay. Pada awalnya, niat Omidyar mendirikan eBay adalah untuk membantu salah sattu temannya untuk mendapatkan pembeli bagi produk yang hendak dijualnya. Sebelumnya, ia berniat untuk menamai situs miliknya tersebut dengan nama echobay, tapi nama tersebut telah dipakai oleh pihak lain. Maka dari itu, ia memutuskan untuk menggunakan nama eBay dan situs ini diluncurkan pertama kali pada 4 September 1995.

Jack Ma

Sumber: vulcanpost
Jack Ma merupakan founder dari perusahaan e-commerce terbesar di China, Alibaba. Jack mulai mengenal internet dari seorang temannya saat ia berkunjung ke Seattle pada tahun 1995. Saat ia mengetikkan keyword "beer" pada search engine, ia tidak dapat menemukan data tentang Tiongkok. Hal ini menjadi dasar Jack Ma mendirikan bisnis online di Tiongkok. Tahun 1999, Jack mendirikan Alibaba yang berfungsi untuk menghubungkan antara supplier dan customer dalam skala global.

Hendrik Tio (Bhinneka.com)

Sumber: maxmanroe
Pada tahun 1999, Tio dan beberapa rekannya memutuskan untuk terjun dalam bisnis online. Pada awalnya, ia berencana untuk memasarkan produk-produk IT mereka melalui internet. Namun, pada akhirnya, ia memutuskan untuk membuat sebuajh situs e-commerce yang bernama Bhinneka.com. Tio mempromosikan situs e-commerce miliknya kepada Google dengan menggunakan modal sebesar 100 juta dan berkat ketekunannya dalam uji-coba strategi dan inovasi membuat Bhinneka.com mendapat perhatian dan kepercayaan dari target pasar mereka.

William Tanuwijaya (Tokopedia)

Image result for william tanuwijaya
Sumber: biografi
William Tanuwijaya mencari modal untuk membangun bisnisnya selama dua tahun di mana pada akhirnya atasan di tempat kerjanya saat itu memberikan modal sebesar 10%. Oleh sebab itu, pada tahun 2009, Tokopedia berdiri dengan modal seadanya. William sendiri mengaku kesulitan untuk meyakinkan investor karena mereka takut jika Tokopedia akan kabur setelah diberikan suntikan dana. Namun, pada akhirnya investor mulai berdatangan untuk menyuntikan dana ke Tokopedia, salah satunya adalah East Venture. Tokopedia telah berhasil menjadi situs e-commerce yang sukse membantu UMKM dalam mengembangkan usaha.

Ahmad Zaky (Bukalapak)

Sumber: bangmarten
Zaky memiliki cukup banyak pengalaman dan tertarik dalam membangun sistem IT untuk berbagai perusahaan besar. Kemudian, ia ingin menciptakan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi banyak orang, ia pun mendirikan Bukalapak pada tahun 2010. Tujuannya mendirikan Bukalapak adalah untuk mengubah hidup banyak orang dengan memajukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui internet. Mulanya, Zaky mengajak para pedagang di mall bergabung dengan Bukalapak, namun ternyata klien utamanya adalah pedagang kecil. Semenjak itu, ia memutuskan untuk mengajak para pelaku UMKM yang belum begitu berkembang dan dalam waktu satu tahun, telaha da 10.000 pedagangn yang bergabung dengan Bukalapak.

Top 7 Fashion Website in Indonesia

6:51 PM Posted by Chelsy Liventia , , , 1 comment
Banyaknya startup e-commerce di Indonesia bermunculan dan mereka menyediakan berbagai macam kebutuhan pelanggan. Mereka menjual berbagai kategori produk, mulai dari gadget, peralatan rumah tangga, fashion, barang-barang elektronik, dan lain sebagainya. Menurut Statista pada tahun 2013, kategori produk yang paling laku/populer di Indonesia adalah fashion. Oleh sebab itu, artikel ini akan memberikan beberapa website e-commerce di bidang fashion terbaik di Indonesia.

Zalora


Zalora merupakan salah satu situs e-commerce yang berkecimpung di dunia fashion yang paling terkenal di Asia. Zalora menawarkan berbagai macam produk fashion untuk pria maupun wanita dan memiliki salah satu koleksi terbesar dari merek-merek fashion yang terkenal di Indonesia. Mereka juga bekerja sama dengan berbagai desainer dan produsen lokal sehingga memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan dari berbagai macam konsumen dengan menawarkan harga yang kompetitif dibadingkan dengan dengan beberapa toko retail di Indonesia.

VIP Plaza


VIP Plaza adalah e-commerce bidang fashion yang mengutamakan flash sale yang mereka tawarkan di mana VIP Plaza memberikan diskon hingga 80% untuk satu barang setiap harinya dengan durasi tertentu.

Berrybenka


Berrybenka pada mulanya hanya menawarkan produk fashion khusus untuk wanita, namun sekarang Berrybenka sudah menyediakan berbagai pilihan produk fashion untuk pria. Berrybenka lebih memilih untuk bermitra dengan produsen lokal dan independen dibandingkan dengan merek-merek yang sudah terkenal. Hal ini menyebabkan Berrybenka memiliki sebuah katalog yang unik dibandingkan dengan pesaing-pesaing mereka.

Maskoolin


Mirip dengan namanya, perusahaan e-commerce ini menargetkan konsumen yang lebih spesifik, yaitu ke pria. Maskoolin menyediakan berbagai macam kebutuhan fashion pria dimulai dari kemeja, kaos, sepatu, snapback, jam tangan, hingga produk-produk lainnya. Maskoolin memiliki tagline, yaitu "Asisten Belanja Pria" yang menyebabkan mereka menghadirkan katalog lengkap fashion pria dari berbagai merek terkenal, seperti Rip Curl, Nike, Herschel, dan lain sebagainya.

HijUp


HijUp merupakan e-commerce fashion yang didirikan tahun 2011 yang merupakan "mall online fashion islami terbesar". HijUp menjual berbagai produk fashion muslim, seperti busana muslim, hijab, syal, tas, sepatu, serta aksesoris muslim lainnya. Selain itu, HijUp juga menjual berbagai produk lainnya, seperti buku, Al-Qur'an, majalah, dan DVD yang bernuansa islami. HijUp kiha menawarkan banyak tutorial pemakaian hijab dan mempunyai konten kreatif seperti Lookbook dan Fashion Show yang sangat bermanfaat bagi mereka yang tertarik ke dunia fashion.

Etclo


Etclo merupakan situs e-commerce fashion premium yang menawarkan desain yang lebih didasarkan pada pasar di Asia. Hal ini menyebabkan Etclo tidak meniru tren dan desain yang populer di pasar luar negeri. Selain itu, Etclo juga menyediakan fitur Lookbook dan Etclorama yang dapat memberikan inspirasi fashion bagi para pengunjungnya.

PinkEmma


PinkEmma merupakan situs yang berfokus pada fashion wanita yang tidak hanya berfokus pada satu demografis, namun menawarkan produk yang menarik bagi semua wanita mulai dari remaja, ibu-ibu, hingga para eksekutif. Koleksi fashion yang mereka miliki dimulai dari merek-merek terkenal hingga merek-merek baru yang jarang terkenal sehingga bisa dibilang PinkEmma menawarkan banyak sekali produk.

Perusahaan E-Commerce yang Tumbang di Indonesia

Bisnis e-commerce yang berkembang semakin pesat di Indonesia tidak menjadi jaminan bahwa semua orang yang masuk ke bisnis ini akan menjadi sukses. Di Indonesia sendiri, banyak bisnis e-commerce raksasa yang dapat tumbang karena keadaan ekosistem bisnis yang berbeda dengan negaranya. Salah satu perusahaan e-commerce yang tumbang di Indonesia adalah Shopious. Menurut pendirinya, Aditya Herlambang, tumbangnya Shopius bukanlah disebabkan karena perusahaan tersebut kehabisand dana atau tidak bisa mendapatkan penyuntik modal, namun dikarenakan ekosistem perusahaan rintisan di Indonesia yang mengecewakan. Hal ini karena e-commerce tidak berkompetisi dengan kualitas produk, namun dengan banyaknya bonus yang memanjakan konsumen, seperti layanan diskon, pembebasan ongkos kirim, hingga perang harga. Selain Shopius, ada beberapa perusahaan yang juga tumbang di Indonesia, yaitu:

1. Rakuten


Perusahaan e-commerce asal Jepang ini masuk ke Indonesia sejak tahun 2011. Perusahaan ini bekerja sama dengan MNC group, namun kerja sama ini terpecah dua tahun setelahnya. Presiden Direktur dan CEO Rakuten Belanja Online, Ryota Inaba, mengatakan penyebab terpecahnya kerja sama tersebut karena adanya "perbedaan filosofi" dan Rakuten yakin dengan berdiri sendiri maka mereka akan sukses di Indonesia. Namun, setelah berjalan selama tiga tahun, Rakuten akhirnya mengalami kegagalan di Indonesia. Mereka mundur dari Indonesia pada 1 Maret 2016. Prediksi kemunduran mereka disebabkan oleh pertumbuhan e-commerce yang tak sehat tak membuat mereka betah untuk tetap beroperasi di Indonesia. Oleh sebab itu, domain rakuten.co.id sudah dialihkan ke Rakuten Global Market yang berpusat di Ichiba, Jepang.

2. Lamido


Perusahaan Lamido merupakan perusahaan yang berada dibawah naungan raksasa internet asal Jerman, yaitu Rocket Internet. Perusahaan ini didirikan di Indonesia pada tahun 2013 karena Direktur Utama Lamido pada saat itu, Johan Antlov yakin karena melihat pasar Indonesia dan mengaku melihat potensi besar di bidang e-commerce di Indonesia. Mereka berfokus pada produk elektronik, busana, dan aksesori untuk pasar menengah-bawah. Namun, rencana menyasar pangsa pasar menengah-bawah tersebut tidak terjadi. Selai bersaing ketat dengan Bukalapak dan Tokopedia di Indonesia, Lamido juga bersaing dengan anak usaha Rocket Internet lainnya, Lazada. Lambat tapi pasti, Lamido mengalami kegagalan di Indonesia dan Lamido akhirnya bergabung dengan Lazada pada Maret 2015.

3. Paraplou


Perusahaan yang awalnya bernama Vela Asia ini didirikan pada tahun 2012 yang berfokus menawarkan produk busana. Mereka bahkan menargetkan pada kelas premium dan mendapatkan dana sebesar US $1,5 juta dari pemodal ventura Singapura, Majuven pada awal tahun 2015. Namun, tak sampai satu tahun, perusahaan tersebut tidak bertahan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena ada masalah kondisi pemodalannya. Mereka juga menilai pasar e-commerce untuk produk branding tengah bertumbuh, namun ekonomi global sedang bergolak.

4. Valadoo


Perusahaan e-commerce ini didirikan pada tahun 2010 yang berfokus pada layanan travel dan gaya hidup. Co-Founder yang bernama Jaka Wiradisuria mengatakan bahwa awalnya mereka mau membuat situs daily deal, namun akhirnya bergeser ke ranah travel. Setelah dua tahun berjalan, perusahaan ini memperoleh dana dari Wego. Namun, karena model bisnis yang tidak jelas menyebabkan arah bisnis Valadoo tidak jelas. Pada akhirnya, mereka merger dengan Burufly (media sosial yang mengunggulkan foto wisara) tahun 2014. Merger yang dilakukan tidak membantu Valadoo untuk bertahan di Indonesia karena perbedaan teknologi yang membuat integrasi fitur yang mereka bayangkan tidak berjalan. Pada akhirnya, Valadoo memutuskan untuk tutup pada 30 April 2015.

5. Inapay


Inapay merupakan perusahaan yang menyediakan rekening bersama dalam transaksi online. Dalam tiga tahun beroperasi, Inapay telah sukses memproses 29.466 transaksi. Namun, mereka mengummkan tutup pada Januari 2015 padahalpenggunanya telah mencapai 25 ribu orang, bahkan pemodal, Ventura East Venture sempat menyuntukan dana ke Inapay. Pada tahun 2014, mereka menargetkan pelanggan berlipat hingga dua kali, namun rencana tersebut tidak berhasil. Inapay tidak menjelaskan alasan mereka menutup perusahaan mereka. Tapi, dalam pengumumannya, mereka menyebut bahwa banyak tantangan dalam dunia rekening bersama (escrow) yang belum terpecahkan, mulai dari edukasi hingga regulasi yang menjadi tantangan terbesar mereka.

Sumber:

5 Prediksi Tren E-Commerce Indonesia Tahun 2017

Pasar e-commerce di Indonesia diprediksi akan mencapai pendapatan sebesar US $130 milyar pada tahun 2020. Pertumbuhan e-commerce yang semakin pesat dan jumlah pengguna smartphone yang semakin besar serta banyaknya pemain e-commerce yang berkecimpung di sektor ini menyebabkan e-commerce menjadi bisnis yang paling disorot oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2017 ini. Hal ini menyebabkan munculnya 5 prediksi tren e-commerce di Indonesia pada tahun 2017, yaitu:

Pengiriman Super Cepat

Sumber: medicaluniformscrubs
Pengiriman yang lama membuat masyarakat menjadi malas dan enggan untuk berbelanja online. Hal ini merupakan masalah yang sering ditemui oleh konsumen-konsumen yang berbelanja secara online. Masalah ini lambat laun ditangani oleh para pemain e-commerce di Indonesia. Salah satu contohnya adalah pada tahun 2016, Tokopedia dan Bukalapak bekerja sama dengan Go-Jek untuk melakukan pengiriman produk pada hari yang sama dengan menggunakan layanan Go-Send. Selain itu, Lazada sendiri sudah menghadirkan layanan LEX (Lazada Express) untuk mengirimkan berbagai macam produk ke konsumen-konsumennya secara cepat. 

Tahun 2017, e-commerce diprediksi akan semakin fokus untuk meningkatkan layanan ini di mana akan banyak inovasi-inovasi di bidang pengiriman agar sistem pengiriman menjadi semakin efisien. Kemunculan berbagau pemain logistik berbasis aplikasi, seperti Deliveree dan Etobee menyebabkan terbukanya kesempatan untuk bisnis e-commerce meningkatkan jasa pengiriman yang sudah ada sekarang ini. Selain itu, jasa pengambilan barang secara langsung, seperti Popbox menyebabkan banyakya pilihan pengiriman barang pada bisnis e-commerce di Indonesia.

Pemanfaatan Robot Chat

Sumber: makeusof
Seperti bisnis offline, bisnis e-commerce juga memiliki layanan Customer Service (CS) yang ditujukan untuk menangani segala kebutuhan dan pertanyaan dari para pelanggan. Bahkan untuk memperkuat layanan ini, para pemain e-commerce bahkan menyiapkan layanan selama 24 jam agar kepuasan pelanggan dapat selalu terjaga. Berbagai perusahaan besar dalam bidang teknologi telah memiliki sistem otomatis dengan memanfaatkan chatbot untuk dapat membantu para penggunanya, seperti Google dengan Google Allo. Hal ini bisa menjadi tren baru untuk dunia e-commerce di mana tingginya waktu yang dihabiskan oleh pengguna di media sosial dapat membuka kesempatan besar untuk para pemain e-commerce untuk meningkatkan interaksi dengan para pelanggan maupun calon pelanggan.

Optimalisasi Smartphone

Sumber: techinasia
Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia memprediksi bahwa jumlah pengguna smartphone aktif di Indonesia akan mencapai 100 juta orang pada tahun 2018. Hal ini menyebabkan Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah pengguna smartphone terbesar keempat di dunia, setelah China, India, dan Amerika. Walaupun pada tahun 2016 jumlah transaksi e-commerce melalui komputer (21,14 juta) masih lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah transaksi melalui perangkat mobile/smartphone (12,82 juta), namun tahun 2017 diprediksi bahwa jumlah transaksi melalui smartphone akan mengalahkan jumlah transaksi dari komputer (PC). Maka dari itu, para pemain e-commerce perlu memaksimalkan aplikasi mobile yang dimiliki saat ini, seperti optimalisasi UI/UX hingga memberikan promo-promo yang eksklusif bagi para pengguna aplikasi.

Program Customer Loyalty

Sumber: valuetagapp
Berdasarkan hasil riset, sebanyak 49% pelanggan yang berbelanja online mengatakan bahwa mereka rela berganti merek demi kupon yang tersedia. Hal ini menyebabkan saat ini sudah banyak e-commerce yang memberikan kupon-kupon khusus untuk mendukung pengalaman belanja para pelangannya, Di tahun 2017, bisnis e-commerce diprediksi akan memberikan semakin banyak penawaran-penawaran, seperti kupon-kupon eksklusif pada hari raya tertentu atau kupon khusus untuk pengguna aplikasi untuk dapat menarik lebih banyak konsumen untuk berbelanja di website mereka. 

Banyaknya Opsi Pembayaran

Sumber: alltopstartups
Tantangan terbesar dunia e-commerce di Indonesia adalah masih rendanhnya penetrasi kartu debit dan kredit. Hal ini menyebabkan para pemain e-commerce memberikan alternatif pembayaran, seperti cash on delivery (COD) atau transfer melalui ATM. Pada tahun 2017, e-commerce diperkirakan akan semakin banyak memberikan alternatif sistem pembayaran agar dapat memudahkan para konsumennya. Contohnya adalah kehadiran e-wallet yang dimiliki oleh perusahaan telekomunikasi dan startup, seperti iPaymu dan PonselPay menyebabkan terbukanya kesempatan untuk bisnis e-commerce menyediakan berbagai opsi pembayaran bagi para pelanggannya.

Sumber:

Selasa, 21 Februari 2017

Top 5 E-Commerce in Indonesia

11:01 AM Posted by Chelsy Liventia , , No comments
Perkembangan E-Commerce di Indonesia yang semakin pesat dan diminati oleh konsumen di Indonesia menyebabkan munculnya berbagai situs e-commerce. Perkembangan yang cukup pesat ini menyebabkan banyak situs-situs e-commerce di Indonesia yang semakin kuat dan semakin ramai dikunjungi oleh para konsumen. Berikut ini merupakan 5 situs e-commerce terbaik di Indonesia yang paling sering dikunjungi oleh konsumen menurut data dari Alexa:

5. Elevania



Elevania merupakan e-commerce yang diluncurkan oleh operator selular, PT XL Axiata Tbk (XL). XL bekerja sama dengan SK Planet (perusahaan yang bergerak di bidang bisnis digital yang berasal dari Korea Selatan) untuk membangun Elevania dengan komposisi investasinya sebesar 50:50.

4. OLX Indonesia



OLX merupakan perusahaan e-commerce yang mulai sejak tahun 2006. OLX yang sudah beroperasi di lebih dari 106 negara ini diciptakan oleh pengusaha internet, Fabrice Grinda dan Alex Oxenford. Pada akhir 2014, OLX mengakuisisi Tokobagus.com dan Berniaga.com di mana pada akhirnya kedua situs tersebut digabungkan dan dibentuknya OLX.co.id yang resmi beroperasi pada bulan Februari 2015.

3. Tokopedia



Tokopedia merupakan e-commerce yang terbesar di Indonesia yang dimiliki dan dijalankan oleh PT Tokopedia yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada 6 Februari 2009. Tokopedia berhasil menjadi situs e-commerce dengan tingkat kunjungan yang paling tinggi di Indonesia, yaitu peringkat 55 (per tanggal 1 April 2013). Tokopedia juga memiliki lebih dari 20 ribu merchant, 56 anggota terdaftar, dan ratusan ribu produk yang dijual.

2. Lazada Indonesia



Lazada adalah perusahaan e-commerce yang berasal dari perusahaan ritel Jerman yang bernama Rocket Internet. DI Indonesia, Lazada memulai bisnisnya pada tahun 2012. Lazada merupakan e-commerce yang menyediakan berbagai jenis produk, seperti elektronik, buku, mainan anak, hingga alat kesehatan dan produk kecantikan.


Bukalapak merupakan salah satu situs e-commerce yang terbesar di Indonesia. Bukalapak yang mulai beroperasi pada awal Januari 2010 mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarkat Indonesia. Kini, Bukalapak telah mengumpulkan lebih dari 190 ribu penjual di mana jumlah ini lebih banyak dari situs jual beli manapun di Indonesia.

Senin, 20 Februari 2017

7 Website E-Commerce Terbaik Berdasarkan Pengunjung

Bisnis e-commerce yang terus mengalami peningkatan menyebabkan munculnya berbagai perusahaan-perusahaan e-commerce. Namun, hanya sedikit perusahaan yang dapat bertahan di tengah-tengah persaingan ketat industri ini. Persaingan yang ketat ini menyebabkan perusahaan-perusahaan e-commerce terus berkembang untuk dapat bertahan di pasar. Oleh sebab itu, inilah 7 perusahaan e-commerce terbaik yang berdasarkan dari jumlah pengunjungnya. Data yang diperoleh berasal dari Alexa Traffic Rank.

1. Amazon - Alexa Traffic Rank: 7



Amazon merupakan perusahaan e-commerce yang dimulai sejak tahun 1995. Pada mulanya, Amazon merupakan toko online yang menjual buku-buku. Kemudian, Amazon meluas ke berbagai produk lainnya, seperti DVD, alat-alat elektronik, dan lain sebagainya. Amazon bahkan memiliki lebih 250 milyar pengunjung unik per bulannya. Hal ini menunjukkan bahwa Amazon mengalami pertumbuhan yang sangat cepat dan telah mengakuisisi berbagai perusahaan.

2. TaoBao - Alexa Traffic Rank: 12



TaoBao merupakan marketplace di China yang paling besar. TaoBao memiliki lebih dari 800 milyar produk dan 500 milyar pengguna. Hal ini menyebabkan TaoBao merupakan e-commerce terbesar di dunia, selain Amazon.

3. eBay - Alexa Traffic Rank: 26



eBay merupakan perusahaan e-commerce di Amerika yang ditemukan pada akhir 1995. eBay merupakan salah satu website e-commerce yang paling lama dan memiliki berbagai operasi di seluruh dunia. eBay merupakan perusahaaan pertama yang memperkenalkan konsep market place ke e-commerce shopping cart websites.

4. Tmall - Alexa Traffic Rank: 35



Tmall merupakan toko ritel online yang populer di China. Tmall mulai diperkenalkan pada tahun 2008 oleh grup yang sama dengan TaoBao, yaitu Alibaba Group. Tmall memiliki hampir 181 milyar pembeli yang telah terdaftar. Berdasarkan data yang diperoleh dari Alexa, Tmall merupakan website ke-8 yang populer ada di China. 

5. Alibaba -Alexa Traffic Rank: 71


Alibaba merupakan perusahaan China yang telah berkembang secara global dan merupakan platform B2B terbesar di dunia. Alibaba juga merupakan e-commerce yang didirikan oleh Alibaba Group, seperti Tmall dan TaoBao. Alibaba sendiri telah memiliki hampir 80 milyar pengguna yang terdaftar.

6. Flipkart - Alexa Traffic Rank: 116


Flipkart merupakan perusahaan e-commerce di India yang dikembangkan pada tahun 2007. Seperti Amazon, Flipkart juga bermula dengan menjual buku-buku dan kemudian berkembang ke produk-produk lainnya. Dalam kenyataannya, Flipkart mengajarkan orang-orang di India untuk berbelanja secara online. Flipkart bertahan sebagai 10 website terpopuler di India. Mereka mengimplementasikan sistem Cash On Delivery yang sangat berguna untuk para orang-orang India.

7. Walmart - Alexa Traffic Rank: 140


Walmart merupakan perusahaan ritel terbesar di dunia yang berasal dari Amerika. Walmart memiliki banyak outlets yang berbeda-beda di berbagai negara. Orang-orang dapat membeli berbagai produk secara online melalui Walmart.

Senin, 13 Februari 2017

Inilah 7 Alasan Kegagalan E-Commerce

Sumber: Megabyte

Keuntungan-keuntungan yang diberikan oleh
e-commerce tidak dapat menjadi dasar bahwa e-commerce tidak akan mengalami kegagalan. Banyak e-commerce yang kesulitan untuk bertahan di pasar. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan. Oleh sebab itu, kali ini akan dibahas alasan-alasan kegagalan bisnis e-commerce:

1. Kualitas foto dan deskripsi yang buruk

Ketika berbelanja online, pembeli tidak dapat melihat dan meraba secara langsung produk tersebut. Mereka lebih bergantung pada foto yang ditampilkan oleh penjual bersamaan dengan deskripsi yang cocok dengan foto tersebut. Oleh sebab itu, penjual perlu memberikan foto produk yang berasal dari berbagai sisi dengan menggunakan kualitas foto yang tinggi serta dengan deskripsi unik yang mendetil mengenai produk tersebut.

2. Tidak ada informasi kontak penjual

Hal ini dapat menjadi penghambat untuk para pembeli potensial. Sebelum para pembeli akan membeli suatu produk, mereka akan mencari informasi mengenai produk tersebut sehingga mereka perlu mengontak para penjual. Jika para penjual menolak untuk memberikan lokasi dan informasi kontak mereka (seperti nomor telepon), maka para penjual akan mengalami waktu yang berat untuk membangun kepercayaan dengan para pembeli yang potensial.

3. Checkout yang rumit

Proses checkout kompleks dan terlalu banyak langkah-langkah prosesnya merupakan hal yang membuat frustasi para pembeli sehingga mereka lebih cenderung untuk membatalkan pembelian. Oleh sebab itu, para penjual perlu menghindari rasa frustasi dengan memberikan proses checkout yang singkat dan tidak membutuhkan registrasi untuk melakukan checkout. Biarkan para pembeli melalui prosesnya dan mereka dapat memilih untuk melakukan pendaftaran dan menyimpan informasi detil mereka pada saat akhir. Selain itu, para pembeli dapat dibiarkan untuk melakukan checkout sebagai tamu sehingga mereka tidak perlu mendaftar.

4. Biaya tersembunyi

Adanya biaya tersembunyi menyebabkan peninggalan keranjang menjadi akibat yang terjadi. Tarif pengiriman sebaiknya diberikan di awal pada saat pemilihan produk. Hal ini disebabkan karena dengan menyembunyikan hal tersebut sampai akhir tidak menjamin pembeli untuk masih mau membeli. Penjual perlu menyediakan konsumen dengan kalkulator pengirimian yang bekerja berdasarkan produk yang mereka inginkan dan kode pos tempat tinggal mereka. Hal ini merupakan hal yang secara teknikal mudah untuk dicapai dan tidak ada alasan untuk tidak menyediakan hal ini.

5. Big screen, small screen

Masyarakat mulai banyak menggunakan mobile. Hal ini menyebabkan perlunya desain sistem e-commerce yang tepat untuk mobile. Penjual perlu menawarkan user experience yang baik dan mudah untuk para pembeli, seperti dengan memberikan opsi navigasi yang mudah dan penjual perlu memastikan memberikan situs e-commerce pada mobile responsif.

6. Pembeli tidak tahu harus melakukan apa

Para penjual harus memberitahukan dengan jelas apa yang mereka ingin pembeli lakukan di situs mereka. E-commerce yang sukes memberitahu para pembeli apa yang mereka perlu lakukan sehingga jangan pernah meninggalkan pembeli untuk menerka-nerka langkah selanjutnya yang mereka harus lakukan. Penjual harus membimbing para pembeli melalui situs mereka dalam berbagai langkah-langkah dan memastikan mereka melakukan tindakan yang tepat.

7. Tidak terlibat dengan para pembeli

Penjual perlu terlibat dengan para pembeli yang sudah ada bila memungkinkan. Para penjual dapat menggunakan media sosial untuk bergabung dengan diskusi, dan menjaga produk atau jasa mereka di depan para pembeli potensial atau para pembeli yang akan kembali lagi. Penjual dapat terlibat dengan para pembeli dengan begabung atau memimpin diskusi mengenai industri yang terkait atau menunjukkan pengetahuan atau kredibilitas.

Sumber: https://www.entrepreneur.com/article/288511

Minggu, 12 Februari 2017

E-Commerce di Indonesia

Di Indonesia, jumlah pengguna internet telah mencapai 82 juta orang atau sekitar 30% dari total penduduk Indonesia. Hal ini yang menjadikan Indonesia merupakan pasar utama dunia e-commerce di mana pada tahun 2013 nilai transaksi e-commerce adalah sebesar Rp 130 triliun menurut data dari Menkominfo. E-commerce dapat menjadi pasar yang berpotensi tumbuh sangat besar di Indonesia karena pertumbuhan penggunaan smartphone, penetrasi internet di Indonesia, penggunaan kartu debit dan kredit, serta tingkat kepercayaan konsumen untuk berbelanja secara online yang akan terus mengalami peningkatan.

Selain kota-kota besar, kota-kota kecil di Indonesia mulai berbelanja online. Hal ini dibuktikan oleh salah satu perusahaan e-commerce di Indonesia yang mencatat bahwa 41% penjualan mereka berasal dari Jakarta pada tahun 2012, namun 6 bulan selanjutnya angka ini mengalami penurunan menjadi 22%. Bukti ini lah yang menunjukkan bahwa perkembangan e-commerce di Indonesia sangat pesat dan Indonesia adalah pasar yang sangat potensial bagi bisnis e-commerce. Banyaknya VC (Venture Capital) besar seperti Rocket Internet, CyberAgent, East Ventures, dan IdeoSource telah menanamkan modal ke perusahaan-perusahaan e-commerce yang ada di Indonesia, seperti Lazada, Zalora, Berrybenka, Tokopedia, Bilna, Saqina, VIP Plaza, Ralali, dan lain sebagainya.

Perilaku Konsumen Indonesia

Menurut dara dari Bolton Consulting Group (BCG), golongan kelas menengah di Indonesia telah mencapai angka 74 juta orang pada tahun 2013 dan diprediksi akan meningkat menjadi 141 juta orang atau sekitar 54% dari total penduduk di Indonesia pada tahun 2020. Hal ini membuktikan bahwa potensi pasar e-comerce sangat besar karena peningkatan golongan kelas menengah, maka masyarakat tidak akan segan untuk menghabiskan uang mereka untuk membeli berbagai macam barang. Di samping potensinya yang besar, ada beberapa penghambat pertumbuhan konsumen yang berbelanja online. Salah satunya adalah rendahnya peneterasi kartu debit dan kredit yang menyebabkan masih ada orang yang belum pernah belanja online.  Data dari Euromonitor International menunjukkan bahwa ada 92 juta atau lebih dari 40% bank yang terhubung ke kartu kredit dan debit dari total penduduk Indonesia pada tahun 2013. Angka tersebut masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan penetrasi mobile phone karena sekitar 85% masyarakat Indonesia telah memiliki mobile phone di mana setiap bulannya mereka menghabiskan 661 halaman untuk browsing.

Sumber: buattokoonline

Penghambat lainnya adalah ketidakpercayaan. Hasil dari riset yang dilakukan Nielsen menunjukkan bahwa 60% orang Indonesia masih takut memberikan informasi kartu kredit mereka ke internet untuk berbelanja. Permasalahan-permasalahan tersebut harus dapat diselesaikan oleh perusahaan e-commerce di mana mereka harus bisa meyakinkan calon pembeli mereka agar mereka mau berbelanja secara online. Jika e-commerce mampu memberikan rasa nyaman dalam berbelanja online dan menyediakan sistem pembayaran yang bisa diterima oleh banyak orang, maka diharapkan semakin banyak orang Indonesia yang percaya utntuk berbelanja secara online dengan menggunakan kartu kredit maupun debit mereka.

Potensi Pasar E-commerce di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan pasar e-commerce yang terbesar di wilayah Asia Pasifik. Hal tersebut dikemukakan oleh presiden MasterCard wilayah Asia Tenggara. Berikut ini merupakan jumlah estimasi penjualan e-commerce untuk wilayah Asia Pasifik.

Sumber: buattokoonline

Selain itu, estimasi penjualan e-commerce B2C di beberapa negara Asia dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Jumlah penjualan di Indonesia masih rendah dibandingkan negara lainnya, namun perkembangan yang cukup pesat tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia akan dapat menyaingi negara Asia lainnya.
Sumber: buattokoonline

Sabtu, 04 Februari 2017

How Does E-commerce Work?

5:49 PM Posted by Chelsy Liventia , , , No comments
E-commerce yang semakin populer menyebabkan masyarakat mulai mengganti pola berbelanja mereka dari konvensional/tradisional menjadi modern dengan menggunakan teknologi dan internet. Hal ini menyebabkan perbedaan tata cara dalam berbelanja secara tradisional dan modern. Secara konvensional, masyarakat akan berbelanja dengan datang ke suatu toko offline untuk membeli berbagai produk maupun jasa. Lalu, bagaimana jika secara modern, khususnya melalui e-commerce? Bagaimana cara kerja dan alur kegiatan berbelanja melalui e-commerce? Kali ini akan dibahas cara kerja dan alur kegiatan berbelanja melalui e-commerce.

Cara Kerja E-Commerce

Ada beberapa poin penting dalam proses kerja e-commerce, antara lain:
  • Ada produk yang diperjualbelikan.
  • Ada konsumen online yang berminat pada produk yang ditawarkan.
  • Ada mekanisme dalam melayani konsumen, dimulai dari sistem mekanisme yang menangani proses katalog dan etalase online untuk menunjukkan produk-produk yang dijual, sistem pembayaran secara digital, hinga sistem inventori (stok produk).
  • Ada proses pengiriman barang yang dibeli konsumen ke alamat konsumen.
  • Ada penanganan masalah logistik (stok barang) di toko online atau inventori.

      Berdasarkan hal tersebut, sistem kerja keseluruhan e-commerce menangani kelima fungsi tersebut ke dalam sebuah website atau aplikasi dengan sejumlah menu didalamnya. Oleh sebab itu cara kerj r-commerce dimulai dari konsumen atau pengunjung (pengguna internet) mengakses website e-commerce melalui web browser. Lalu, website e-commerce memanfaatkan database yang dimiliki untuk menyajikan berbagai informasi mengenai produk-produk yang dijual kepada konsumen atau pengunjung. Setelah konsumen memilih produk yang hendak mereka beli, website e-commerce menyiapkan sistem pembayaran dan pengiriman barang. Selain itu, terdapat sistem tatap muka bagi administrator. Administrator bertugas untuk mengelola website e-commerce sehingga administrator melakukan pemantauan terhadap sistem e-commerce, mengawasi transaksi, melayani konsumen, dan lain-lain.
Sumber: idkholis

Alur Kegiatan E-Commerce

Ada 4 komponen penting dalam alur kegiatan e-commerce, yaitu:
  1. Penjual : pemilik toko online yang menjual berbagai produk melalui e-commerce .
  2. Konsumen : pembeli produk yang ditawarkan.
  3. Teknologi : alat-alat yang digunakan untuk menjalankan e-commerce.
  4. Jaringan komputer (internet) : penghubung antara penjual dan konsumen sehingga dapat terjadi transaksi jual beli.
Alur kegiatan e-commerce dimulai dari konsumen yang terhubung ke server dan layanan e-commerce melalui koneksi jaringan komputer (internet) dan web browser. Selanjutnya, pembeli akan melakukan login  ke dalam sistem e-commerce atau melakukan pendaftaran teelebih dahulu. Sistem e-commerce akan melakukan penyimpanan data pendaftaran dan verifikasi pendaftaran. Lalu, pembeli dapat melakukan proses pencarian produk yang diinginkan pada katalog yang disediakan. Keranjang belanja virtual juga disediakan untuk membantu pembeli dalam memilih dan meletakkan produk yang ingin dibeli. Setelah itu, pembeli melakukan pembayaran secara elektronik melalui sistem yang menangani pembayaran pada website e-commerce, lalu dilakukan kontak dengan layanan yang diberikan oleh bank. Selama proses pembayaran secara elektronik, sistem akan mengaktifkan sejumlah teknologi keamanan untuk menjamin proses pembayaran dapat berlangsung dengan aman dan nyaman. Setelah pembayaran selesai dilakukan, maka proses berbelanja selesai dan pembeli cukup menunggu produk yang dibelinya diantar ke alamat tujuan pembeli.

Alur kegiatan e-commerce
Sumber: idkholis

Sumber:
http://www.idkholis.com/alur-kegiatan-pada-e-commerce/

Manfaat dan Keuntungan E-Commerce

             
Sumber: daha.net
         Sadar ataupun tidak sadar, kamu pasti sering berbelanja online, baik melalui toko online (online shop) maupum melalui e-commerce. Hal ini membuktikan bisnis online merupakan bisnis yang diminati oleh banyak pihak, khususnya bisnis e-commerce yang semakin merajalela. Hal ini dikarenakan terdapat manfaat dan keuntungan yang telah dirasakan oleh pemilik usaha maupun konsumen/pembeli e-commerce. Nah, apa saja sih manfaat dan keuntungan e-commerce?

Manfaat dan Keuntungan E-commerce Bagi Pemilik Usaha
  •       Dapat menjual secara global
Ketersediaan e-commerce memungkinkan suatu perusahaan atau pemilik usaha untuk dapat menjual produk mereka kepada konsumen secara luas sehingga konsumennya tak terbatas pada suatu wilayah atau negara tertentu. Hal ini disebabkan karena e-commerce merupakan bisnis yang berbasis online sehingga semua orang yang memiliki koneksi internet dapat berbelanja dengan menggunakan e-commerce. Contohnya, perusahaan tas asal Paris dapat menjual produk tasnya di Indonesia tanpa perlu membuka toko offline di Indonesia.

  •       Mengurangi infrastruktur perusahaan
Pemilik usaha tidak perlu membuka banyak cabang penjualan ataupun distribusi. Namun, ada banyak e-commerce yang tetap membuka gudang penyimpanan atau produksi di berbagai negara untuk mempermudah dalam shipping barang ke konsumen.

  •     Mengurangi biaya perusahaan 
E-commerce membuat pemilik usaha tidak perlu mengeluarkan banyak biaya dalam menjalankan usahanya. Contohnya, pemilik usaha tidak perlu mengeluarkan biaya berlebih untuk membuka banyak toko dan gedung, pemilik usaha juga tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk menggaji para pegawai, dan pemilik usaha tidak perlu mengeluarkan biaya promosi yang berlebihan karena promosi dapat dilakukan melalui internet yang biayanya lebih murah. Oleh sebab itu, pengurangan biaya ini dapat meningkatkan keuntungan bersih dari pemilik usaha.

  •      Konsumen yang melimpah
Harga jual dari produk dapat ditekan menjadi semurah mungkin karena beberapa manfaat yang telah disebutkan. Hal ini menyebabkan konsumen menjadi lebih tertarik untuk membeli produk tersebut dan jangkauan pasar yang semakin luas yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat.


Manfaat dan Keuntungan E-commerce Bagi Konsumen

  • Belanja 24 jam/7 hari
Dengan berbelanja menggunakan e-commerce, konsumen dapat melakukan pengecekan, perencanaan, pembelian, ataupun pemesanan barang atau jasa kapan saja dan di mana saja. Berbeda dengan toko offline yang memiliki jam buka dan jam tutup sehingga konsumen tidak dapat berbelanja jika toko sudah tutup. Oleh sebab itu, e-commerce memungkinkan konsumen untuk berbelanja 24 jam selama 7 hari.

  • Menghemat waktu
Konsumen dapat menghemat waktu mereka untuk berbelanja dengan menggunakan e-commerce. Alasannya adalah konsumen atau pembeli tidak perlu datang ke toko secara langsung untuk melakukan pembelian. Konsumen hanya cukup membuka website e-commerce, memilih barang, dan kemudian memesannya.

  •       Harga yang lebih murah
Seperti yang dipaparkan sebelumnya, pengurangan biaya oleh pemilik usaha atau perusahaan menyebabkan harga jual barang atau jasa menjadi lebih murah. Hal ini membuat konsumen merasakan manfaat dan keuntungan dalam berbelanja melalui e-commerce.

  •       Dapat membandingkan dengan lebih akurat
Penggunaan e-commerce menyebabkan konsumen dapat dengan mudah membandingkan banyak produk sekaligus, berbeda dengan toko offline karena toko offline mengharuskan konsumen untuk masuk ke berbagai toko untuk melakuakn perbandingan. Melalui e-commerce, konsuen hanya tinggal mengecek berbagai produk dan melakukan perbandingan dari berbagai toko online atau e-commerce tanpa perlu berpindah tempat.

  •      Dapat melakukan pembelian secara global
Konsumen dapat membeli barang atau jasa yang berasal dari negara-negara luar dari tempat tinggalnya. Hal ini dikarenakan e-commerce merupakan bisnis yang berbasis online. Contohnya, konsumen dapat membeli tas asli dari Paris tanpa perlu harus pergi ke Paris melalui penggunaan e-commerce.

Sumber: http://commeta.co.id/manfaat-dan-keuntungan-menggunakan-e-commerce/

Minggu, 29 Januari 2017

E-Commerce VS E-Business

        
Sumber: thinkinghut
         Segala kegiatan bisnis di internet sering kali dianggap sebagai e-commerce. Pada kenyatannya, e-commerce hanya kegiatan yang terbatas pada transaksi jual-beli yang terjadi melalui internet, sedangkan segala kegiatan bisnis di internet yang non-tunai disebut sebagai e-business. Umumnya, masyarakat sering menyamakan antara e-commerce dan e-business. Namun, pada kenyataannya kedua hal tersebut merupakan hal yang berbeda. Lalu, apa sih perbedaan antara e-commerce dan e-business?

E-commerce

Sumber: huffingtonpost
Berdasarkan pengertian e-commerce yang telah ditulis sebelumnya (Apa itu E-Commerce?), e-commerce memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • E-commerce menggunakan prinsip jual beli dan transaksi secara elektronik.
  • E-commerce melayani proses pemindahtanganan atau jual beli suatu barang atau jasa
  • Prinsip e-commerce adalah prinsip jual beli barang di mana e-commerce berfokus pada kegiatan jual beli barang, proses transaksi, serta perputaran uang hasil jual beli.
  • E-commerce memiliki berbagai bentuk, seperti situs web dengan alamat website sendiri atau dalam bentuk toko online yang mengunakan media sosial.

Oleh sebab itu, beberapa contoh dari e-commerce adalah Alibaba, Tokopedia, eBay, Amazon, Lazada, Zalora, dan lain sebagainya.

E-business

Sumber: freepik
      Menurut Efraim Turban (2012), e-business merupakan definisi yang lebih luas dari e-commerce yang tidak hanya proses jual beli suatu produk atau jasa, namun juga melayani pelanggan, berkolaborasi dengan rekan bisnis, dan mengadakan transaksi elektronik dalam suatu organisasi. Oleh sebab itu, e-business merupakan suatu layanan bisnis yang mencakup wilayah bisnis yang luas, tidak hanya penjualan, tapi proses-proses bisnis seperti proses produksi, proses marketing dan pemasaran, jaminan after sales, hingga pengembangan suatu produk atau jasa. Secara umum, e-business merupakan bisnis yang dikembangkan dan diletakkan pada sistem elektronik, yaitu jaringan komputer dan jaringan internet. Oleh sebab itu, ciri-ciri e-business adalah:
  • E-business memiliki cakupan bisnis yang lebih luas
  • Biasanya, e-business memiliki kantor pusat atau perwakilan untuk me-manage bisnis yang dikembangkan
  • E-business yang memiliki cakupan yang luas menyebabkan e-business memiliki tim pemasaran, tim IT dan maintenance, dan lain sebagainya.
  • E-business dapat dipandang sebagai keseluruhan bagian dari sebuah situs yang menawarkan e-commerce.
      Oleh sebab itu, contoh-contoh e-commerce, seperti Tokopedia, Lazada, dll dapat dimasukkan sebagai contoh dari e-business. Hal ini disebabkan karena keseluruhan sistem dari situs e-commerce tersebut dapat digolongkan menjadi e-business.

Perbedaaan E-commerce dan E-business

    Berdasarkan penjelasan di atas, e-commerce dan e-business dapat dibedakan dengan mudah. Berikut ini beberapa perbedaan kedua hal tersebut:
  1. E-business mecakup bagian bisnis secara luas (seperti pemasaran, perancangan produk, dll), sedangkan e-commerce hanya terbatas pada proses jual beli (transaksi keuangan) yang dilakukan secara elektronik di suatu situs.
  2. E-commerce merupakan bagian dari e-business. Oleh sebab itu, e-business merupakan suatu bagian yang besar di mana didalamnya terkandung e-commerce.
  3. E-businesss membutuhkan pertimbangan dari berbagai aspek dalam menjalanakan bisnis, seperti aspek pemasaran, produksi, dan lain sebagainya, sedangkan e-commerce hanya membutuhkan pertimbangan dalam segi penjualan dan transaksi bisnis saja.